A. Zaman Peradaban Sungai Indus
peradaban sungai
Indus ditandai dengan adanya kota Mohenjo-Daro dan harappa.Kota Mohenjo-Daro
diperkirakan menjadi ibu kota daerah lembah sungai Indus bagian selatan dan
Harappa sebagai ibukota lembah sungai Indus bagian utara.Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi
jalan yang ada aliran airnya. daerah lembah sungia Indus sangat subur,
pertanian mata pencaharian utama. bagian utara dan lembah sungai gangga yang
berbatasan dengan pegunungan Himalaya didiami oleh bangsa Arya. Bangsa Arya
adalah bangsa pendatang dari Asia Tengah. Kemudian lama kelamaan bangsa Arya
mempengaruhi bangsa Dravida yaitu suku asli bangsa India sehingga terjadilah
percampuran kebudayaan dan agama.[i]
Kemakmuran
peradaban lembah sungai indus sangat bergantung pada intensifikasi pada
pengolahan tanah pertanian di sepanjang lembah. Peradaban sungai Indus
berkembang selama kurang lebih seribu tahun.[ii]
Penduduk
India tertua tergolong bangsa Negrito, yang kemudian bercampur dengan
bangsa-bangsa yang mendatangi India. Maka bangsa India adalah campuran. Bangsa
Dravida (penduduk asli) tersebar diseluruh India, tapi di India sebelah Utara mereka
didesak oleh bangsa Arya.[iii]
Bangsa Arya diperkirakan masuk ke India
pada 1000 SM dalam kurun waktu berkembangnya peradaban India kuno sejak
1500-500 SM.[iv]
Dibanding dengan peradaban Sindh peradaban Arya belum bisa dikatakan tinggi.
Mereka belajar bercocok tanam dari bangsa Dravida. Bangsa Arya pandai berperang
karena mereka suka mengembara. Sedangkan bangsa Dravida adalah bangsa yang
sudah memiliki peradaban tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan: Bangsa
Dravida sebelum kedatangan bangsa Arya sudah memiliki kota-kota besar, mereka
juga sudah membuat kapal-kapal untuk berdagang dengan bangsa lain, hidup dari
ppertanian dan cinta damai, masyarakat mereka bersifat matriakhal dan tidak
menerima kasta-kasta, mereka memuja dewi dan binatang-binatang seperti ular,
lembu, dan sebagainya.[v]
B. Veda Periodik
Zaman
weda merupakan zaman sejak masuknya bangsa Arya di Punjab hingga timbulnya
agama Budha pada kira-kira tahun 500 SM. Zaman ini dibagi lagi menurut
pertumbuhan kitab-kitab yang menjadi sumber
hidup keagamaan pada zaman ini, menjadi:
a. Zaman Weda Purba atau Weda Samhita,
dimulai dari tahun 1500 SM hingga kira-kira tahun 1000 SM. Pada zaman ini
bangsa Arya masih berada di Punjab yaitu daerah Sungai Indus atau Sindhu.
Disini belum banyak terdapat penyesuaian diri dengan peradaban India purba.
Pada zaman ini
kehidupan keagamaan orang Hindu didasarkan atas kitab-kitab yang disebut Weda
Samhita, yang berarti pengumpulan Weda. Menurut Hindu kitab ini ciptaan Dewa
Brahma. Isinya diwahyukan oleh Dewa Brahma pada Rsi atau pendeta, dalam bentuk
mantra-mantra yang kemudian disusun sebagai puji-pujian oleh para Rsi. Sebagai
wahyu tertinggi maka Weda disebut Sruti (yang didengar dari dewa tertinggi).
Sesudah dibukukan mantra-mantra itu dibagi menjadi 4 bagian pengumpulan
(samhita), yaitu:
Ø Regweda, beriri mantra-mantra dalam
bentuk pujian yang digunakan untuk mengundang para dewa agar berkenan hadir
pada upacara.
Ø Sama weda, hampir seluruh isinya diambil
dari regweda, kecuali beberapa nyanyian.
Ø Yajurweda, berisi Yajus atau rapal,
diucapkan oleh imam atau pendeta yang disebut Adwarya, yaitu saat ia melaksanakan
kurban. Rapal-rapal itu untuk mengubah kurban menjadi makanan dewa
Ø Atharwaweda, berisi mantra-mantra sakti.
Kepercayaan
pada Weda Purba
Ø Para dewata
Kitab Regweda
menyebutkan adanya 33 dewa, yang dibedakan atas dewa langit, dewa angkasa, dan
dewa bumi.
Ø Roh jahat
Ada dua roh jahat,
yaitu roh jahat yang tinggi martabatnya(salah satunya yaitu roh yang nenguasai
musim kemarau) dan roh jahat yang rendah martabatnya (salah satunya yaitu roh
yang menampakkan diri sebagai binatang atau sebagai manusia).
Praktik keagamaan
Yang menjadi pusat keagamaan orang-orang
pada zaman ini adalah kurban. Ada dua macam kurban:
Ø Kurban tetap, kurban yang dilakukan tiap
kali, pada waktu pagi dan sore, tiap bulan baru dan bulan purnama, tiap awal
musim semi, musim hujan, dan musim dingin.
Ø Kurban berkala, kurban yang dilakukan
jika ada keperluan.
b. Zaman Brahmana, dimulai pada tahun 1000
SM hingga 750 SM. Pada zaman ini para imam yaitu para Brahmana sangat berkuasa
dan menimbulkan kitab-kitab yang berlainan sekali sifatnya dibandingkan dengan
kitab-kitab Weda Samhita. Sekarang penyesuaian diri dengan peradaban India
purba sudah lebih maju, sehingga timbul jiwa baru.
Zaman ini adalah suatu
zaman yang memusatkan keaktifan rohaninya pada korban. Pada zaman Brahmana
timbul perubahan suasana. Ciri-ciri zaman ini adalah:
Ø Kurban mendapat tekanan yang berat.
Pada zaman weda purba
kurban masih menjadi alat untuk mempengaruhi para dewa agar berkenan menolong
manusia.pandangan itu pada zaman Brahmana berkembang hingga mencapai puncaknya.
Secara mitologis kurban digambarkan sebagai suatu makhluk hidup yang memiliki
anggota-anggota tubuh. Jika semua anggota-anggota itu disusun secara harmonis,
dengan perantaraan mantra-mantra, maka terbentuklah rupa korban. Rupa korban
ini dapat menjdaikan upacara korban berhasil.
Ø Para imam menjadi golongan yang paling
berkuasa.
Berhasilnya kurban
tergantung dari rupa kurban, rupa kurban tergentung pada kecakapan imam untuk
menyusunnya dengan mantranya.
Ø Perkembangan kasta dan asrama
Pada zaman ini
timbullah kasta-kasta yaitu kasta Brahmana (para imam), kasta Ksatria (yang
memerintah), kasta Waisya (pekerja), Kasta sudra (rakyat jelata). Asrama
merupakan suatu konsep sosial yang memberikan peraturan-peraturan bagi
tindakan-tindakan yang sesuai dengan tingkatan hidup orang menurut kastanya.
Hidup manusia dibagi menjadi 4 asrama, yaitu:
1. Brahmacarya, tahap menjadi murid.
Pada umur 12 tahun anak
harus belajar pada guru. Jika sudah diterima dengan suatu upacara maka disebut
dwija. Selama menjadi murid ia harus belajar kitab weda samhita.
2. Grhasta, tahap menjadi kepala keluarga.
Dalam tahap ini harus berkeluarga dan mempunyai banyak anak, terlebih anak
laki-laki. Karena anak laki-laki mempunyai tugas keagamaan.
3. Wanaprasta, tahap menjadi penghuni hutan
(pertapa)
Ia harus meningglakan
anak cucu nya dan pergi ke hutan untuk mempelajari kitab-kitab Aranyaka, serta
merenungkan kurban-kurban rohani. Akhirnya ia memasuki asrama terakhir yaitu
4. Sannayasa, tahap hidup penyangkalan
Ia harus meninggalkan
segala sesuatu, mengembara, hidup tanpa rumah, sebagai pengemis yang tidak
memiliki apa-apa. Dalam tahap ini ia mempelajari kitab Upanisad. Dalam
praktiknya sering tahap ke tiga dan empat digabung.
Ø Dewa-dewa berubah perangainya
Pada zaman ini ada
beberapa dewa yang sudah tak pernah disebut-sebut lagi.dan ada dewa-dewa yang
hanya diturunkannya kedudukannya.
Ø Timbulnya kitab-kitab sutra
Kitab sutra ialah
kitab-kitab pedoman yang berisi petunjuk tenteng banyak hal dan yang ditulis
dalam kalimat-kalimat yang pendek. Isinya membicarakan bahasa, tata bahasa,
upacara-upacara, ilmu pengetahuan tentang soal dan arti kata, dan sebagainya.
Semua itu diperlukan bagi teknik kurban yang memerlukan pengucapan mantra yang
tepat.
c. Zaman Upanisad, dimulai dari tahun 750
SM hingga 500 SM. Pada zaman ini pemikiran secara falsafah mulai berkembang.
Pusat peradaban berpindah dari Punjab ke Sungai Gangga.
Ajaran upanisad dapat
disebut monisme yang bersifat idealistis, artinya ajarannya mengajarkan bahwa
segala sesuatu dapat dikembalikan pada satu asas. Adapun asas yang satu itu
adalah Brahman dan Atman. Brahman adalah asas alam semesta sedangkan atman
adalah asas jiwa. Hanya Brahman dan Atman inilah yang memiliki kenyataan
Ø Brahman. Mula-mula Brahman adalah ilmu
yang suci, suatu nyanyian atau mantra, sebagai pernyataan yang konkret dari
hikmat rohani. Tapi kemudian Brahman adalah doa. Sekarang dalam Upanisad Brahman
adalah sebab adanya dunia, landasan atau sebab bendani dunia, seperti emas
adalah sebab bendani perhiasan dari emas.
Ø Atman
Dalam weda samhita
Atman berarti napas, jiwa, dan pribadi. Di dalam upanisad disebutkan bahwa
pengliihatan, pendegaran, dan sebagainya stu per satu meninggalkan tubuh untuk
mengetahui siapa dari fungsi-fungsi hidup itu yang terpenting. Akhirnya
diketahui bahwa yang terpenting adalah napas, atman. Dengan ini dijelaskan
bahwa atman adalah hakikat manusia yang
sesungguhnya. Atman adalah subyek yang tetap ada di tengah-tengah segala yang
berubah.
Ø Brahman adalah atman
Brahman sebagai asas
kosmis, adalah sama dengan atman sebagai asas hidup manusia. Di dalam atman
Brahman menjadi imanen. Yang tak terbetas menjadi terbetas
Ø Karma
Segala sesuatu
ditaklukan oleh karma baik dewa, manusia, maupun binatang dan tumbuhan. Hidup
kita sekarang dipengaruhi oleh perbuatan kita pada zaman kehidupan yang
mendahului hidup ini dan akan mempengaruhi hidup yang akan datang.
Ø Samsara
Ajaran tentang karma
mengakibatkan adanya ajaran tentang samsara, yaitu ajaran tentang perputaran kelahiran.
Nasib manusia adalah dilahirkan lagi, hidup, mati, demikian seterusnya
Ø Kelepasan
Sebab manusia dikuasai
oleh samsara karena manusia itu terdiri dari keinginan-keinginan. Siapa yang
ingin mendapatkan kelepasan ia harus dapat menghapuskan segala keinginannya.[vi]
C. Zaman Klasik
Sejak abad ke-6 hingga ke-2 SM India
mengalami krisis politik karena merosotnya kepercayaan pada kaum Brahmana
sehingga muncullah bangsa asing yang memasuki India, seperti Raja Darius 1 dari
Persia, Alexander Agung pada abad ke-3 SM. Oleh karena itu muncullah
pemikiran-pemikiran falsafi. Dan pada akhirnya pada zaman ini bermunculan
reformator-reformator seperti Sidharta Gautama dan Mahavira. Sidharta Gautama
merupakan pencetus dari agama Budha sedangkan Mahavira merupakan pencetus dari
agama Jain.[vii]
a. Kerajaan Maurya
Pendiri
kerajaan Maurya adalah Chandragupta. Kerajaan ini didirikan 322-298 SM. Dalam
pemerintahannya, India mencapai kemajuan dan mempunyai kebudayaan tinggi,
pemerintahan, keuangan, kehakiman, perekonomian, serta cara pertahannan yang
teratur. Pusat kekuasaan adalah raja, dibawahnya terdapat raja-raja muda yang
menguasai daerah-daerah atau provinsi-provinsi. Pertahanan dalam negeri sangat
kuat. Kaum Brahma mendapat perlindungan yang sangat besar.
Chandragupta
suatu ketika menarik diri dari pemerintahan dan pengikut Jaina setelah terjadi
kelaparan selama sepuluh tahun. Ia digantikan oleh puteranya Bindusara (298-272
SM). Pada pemerintahan Bindusara ini tidak begitu terlihat ada
kemajuan-kemajuan. Bindusara digantikan oleh Asoka Vardhana (272-232 SM). Asoka
meninggalkan agama Brahma dan memeluk agama Budha, sehinggapada saat itu agama
Budha dijadikan sebagai agama kerajaan. Asoka beramanat supaya diantara
agama-agama dan mazhab-mazhab harus ada ikatan persaudaraan dan perdamaian,
setiap agama merdeka mandapat kebaktian dan perlindungan yang sama dari raja.
Dalam agama Budha percaya bahwa manusia dalam hidupnya melalui beberapa tingkat
dalam menjelma menjadi suatu jenis makhluk. Penjelmaan itu ditentukan oleh
karma. Oleh karena itu manusia dan penjelmaannya tidak boleh dibunuh. Setelah
Asoka meninggal ia digantikan oleh puteranya yaitu Dasaratha. Namun Dasaratha
waktu itu diserang oleh kaum Brahma yang kedudukannya dibelakangkan, dan
akhirnya kerajaan ini mengalami kemunduran.[viii]
b. Kerajaan Gupta (320-656 SM)
Pendirinya
ialah Chandragupta 1, ia memerintah pada tahun 320-330. Raja ini berasal dari
derah yang kecil dekat Pataliputra menikah dengan putri Kumara Devi dari bangsa
Lichchavi. Dari pernikahannya ia mewarisi seluruh lembah Gangga. Ia digantikan
oleh puteranya Samudra Gupta.
Samudra Gupta
memerintah pada tahun 330-375. Samudra Gupta adalah Brahmin yang setia dengan
Hindu. Ia memerintah daerah Hindustan, sebagian dari India Utara dan India
Tengah. Samudra Gupta adalah salah satu raja yang termasyhur dari beberapa raja
di India.
Samudra
Gupta digantikan oleh Chandra Gupta ll Vikramaditya. Ia memerintah dari tahun
375-415. Dibawah pemerintahannya kerajaan India mencapai kemajuan. Keadaan
kerajaan amat makmur dan sentosa, pemerintahan dijalankan dengan
bijaksanaselama 30 tahun. Namun setelah ia wafat kerajaan ini mengalami kemunduran,
terutama karena desakan bangsa Huna (Huns) dari utara dan sikap raja-raja
penggantinya yang tidak cakap. Kira-kira 70 tahun setelah ChandraGupta ll
wafat, Kerajaan Gupta terpecah belah.
c. Kerajaan Harsha
Rajanya
bernama Suhasta Mama Maharaja Diraja Sri Harsha Wardana, memerintah tahun 606
hingga 647, yaitu raja terakhir dari raja India yang masyhur harsha berasal
dari keturunan raja kecil, namun ibunya termasuk keturunan raja Gupta. Harsha
berusaha memperkuat tentaranya. Setelah cukup kuat, ia memperluas kakuasaan
dari India Utara sampai ke Teluk Benggala. Hanya saja saat ia melawan kerajaan
Chalukya di India Tengah ia bdikalahkan oleh raja Pulakhesin ll (raja terkenal
kerajaan Chalukya). Harsha memerintah selama 46 tahun. Pada akhir
pemerintahannya ia menjadi seorang santri (Sangha) Budha. Pada tahun 647 raja
Harsha wafat setelah memerintah 46 tahun. Ia adalah raja yang membawa keamanan
dan kemakmuran dan membangkitkan India kembali dari penindasan bangsa Huna.
Tapi setelah kemakmuran kembali, terjadilah permusuhan antara raja-raja yang berkuasa
dibawah Harsha. Persatuan India lenyap sampai zaman Islam, dalam lima abad
mendatang mengalami perpecahan dan kekacauan.
D. Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan dimulai dari kerajaan
India Utara, Deccan, India Selatan.
Di
India Tengah dan India Selatan kebudayaan Hindu terus berkembang, setelah India
Utara dan Hindustan di8kuasai oleh raja-raja Islam yang datang dari Persia dan
Asia Tengah. Sampai penjajahan Inggris (abad ke 18) di Deccan dan India Selatan
masih ada kerajaan-kerajaan Hindu yang merdeka dan terus melawan penjajahan itu
sampai permulaan abad ke 19 M, seperti dari Maratha.
Diantara kerajaan di India Tengah yang
kuat adalah Kerajaan Chalukya sampai tahun 1190. India Selatan jauh dari India
Utara yang dianggap sebagai pintu
masuknya agama baru, dan juga musuh. Sedangkan penduduk Deccan dan India
Selaan yaitu Dravida sudah mempunyai kebudayaan dan agama sendiri sebelum
datangnya bangsa Arya. Ketiga kerajaan tersebut makmur, menghasilkan kulit
manis, lada, emas, logam-logam, dan mutiara yang terkenal dari zaman dahulu
kala. Kemudian dari abad ke 4 hingga abad ke 8 M terdengar adanya kerajaan
Pallava yang menaklukkan ketiga kerajaan tersebut. Belakangan kekuasaan raja
Pallava berkurang karena aterus berperang dengan kerajaan Chalukya. Dengan
begitu mulailah muncul kerajaan Chola yang pada pemerinthan Rajarajadeva
(985)dan puteranya, Rajenda Choladeva l (1018) itu mempunyai daerah yang
melingkungi Sailan, Pegu, Martaban di Birmadan Kepulauan Andaman. Ada juga
candi di Tanjore.
Kerajaan-kerajaan Hindu di India Selatan
dikemudian hari menjadi satu abad ke 14, merupakan kerajan Vijayanagar
(1336-1565). Sejarah itu akan berhubungan dengan sejarah zaman Islam di India
Utara dan Hindustan.[ix]
E. Zaman Pra modern
Ciri utama masa ini menunjukkan fakta
bahwa islam memberikan sebuah konteks mendasar bagi perkembangan Hinduisme.
Islam memberikan pengaruh ganda bagi Hinduisme. Disatu pihak, Islam
mengenjurkan perpindahan agama, dipihak lain Islam mendorong kecenderungan yang
lebih egaliter dan monoteistik bagi kaum Hindu. Kemudian muncullah tokoh-tokoh
untuk menjembatani jurang pemisah antara keduanya, kabir (abad ke-15), guru
anak (1469-1538), dadu (1544-1603). Pada masa ini dua gerakan politik berbasis
Hindu yang cukup berhasil adalah kerajaan Vijayanagar di Selatan dan kerajaan
Marathas dibagian barat India. Dimana kerajaan Vijayanagar, Hindu atas Weda
yang ditulis oleh Sayana. Kemudian juga Shivaji (1627-1680) adalah ahli
dibidang ritual Weda dan menyatakan dirinya sebagai pelindung Weda. Ciri paling
menonjol pada masa muslim (1200-1757) ini adalah berkembangnya agama Wishnu
(Vaishnavism). Dua nama besar dari selatan adalah Vallaba (1479-1531) dari
India selatan dan Caitanya (1486-1533) dari Bengal.
Pedagang-pedagang Islam dari Asia Barat
datang ke India. Pengaruh agama dan kebudayaan Islam melalui keseluruhan India
pada abad ke 13 berdirilah kesultanan Delhi yang melahirkan dinasti Islam. Dlam
sejarah India ini dianggap sebagai permulaan zaman pertengahan dan dimulainya
zaman Mughal. Penyatuan kebudayaan Islam dan Hindu membawa kejayaan bagi India yang tercermin dalam
seni, sastra, bahasa, dan arsitektur.
Penyebaran Ialam dalam sejarah Islam di
India berlangusng secara bertahap. Islam masuk melalui pembaharuan kebudayaan
setempat. Pada abad-abada tersebut para Imigran dari hadhramaut (Yaman) mulai
memenuhi daratan India sebagai pedagang maupun juru dakwah. Puncaknya adalah
saat kekaisaran Mughal oleh Babar, keturunana Timur Lenk, Penguasa Mongol pada
tahun 1526.
F. Zaman modern
Zaman ini dimulai antara tahun 1800
hingga 1947. Pengaruh kebudayaan Barat memberikan dampak menentukan bagi
Hinduisme. Masuknya orang-orang Inggris sebagai penjajah membuat Hinduisme
menghadapi situasi yang berbeda seara kualitatif. Masuknya kekuatan Inggris
mengurangi kekuatan Islam. Namun Hinduisme harus menghadapi sebuah kekuatan
baru, yakni agama Kristen. Tokoh reformasi Hindu pertama adalah Raja Rammohun
Roy berusaha untuk membenarkan monotaisme yang berbasis Vedanta.
Menjelang akhir abad ke 19 dan awal abad
ke 20, perkembangan Hinduisme mengalami sebuah proses pembalikan. Pada
perkembangan sebelumnya, tradisi Hinduisme memperke4rsa posisinya untuk
mempertahankan posisinya untuk otoritas Veda karena dibawah tekanan Budhisme,
Jainisme, dan Matrealisme. Sedangkan di masa modern , walaupun Hinduisme
mendapat tekanan dari sumber kristiani yang rasional, modernis, dan reformis,
Hinduisme tidak bereaksi dengan cara yang sama. Hinduisme sekarang meninggilan
pengalaman religius doiatas otoritas religius dan tidak lagi terikat oleh
otoritas Veda.
G. Zaman Kemerdekaan India
Pada awal kemerdekaan yaitu perpindahan
penduduk secara besar-besaran akibat pecahnya jajahan Inggris menjadi India
Pakistan serta pengintegrasian kurng lebih enam ratuskerajaan kecil yang
diperintahkan oleh pangeran-pangeran ke dalam negara kesatuan India. India
menyusun kerangka kehidupan kenegaraannya dalam bentuk suatu Undang-Undang
Dasarmulai tanggal 26 januari 1950. Sejak saat itu India resmi menjadi negara
Republik.[x]
[i] Fauqi F, diakses pada 18 oktober 2012, dari http://citrus-ilmu.blogspot.com/2010/05/peradaban-lembah-sungai-indus-i-letak.html
[ii] Nana Supriatna, Sejarah, e book
[iii] Harun Hadiwijono, Hindu dan Budha, jakarta: BPK Gunung Mulia,
cet. 6, 1989, h. 10
[iv] Nana Supriatna, Sejarah, e book
[v] Harun Hadiwijono, Hindu dan Budha, h. 10-11
[vi] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, e book
[vii] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia), cet. VI, 1989, h 23
[viii] T.S.G Mulia, India sedjarah politik dan pergerakan, (Jakarta:
Balai Pustaka), cet. III, 1959, h 25-32
[ix] T.S.G Mulia, India sedjarah politik dan pergerakan, (Jakarta:
Balai Pustaka), cet. III, 1959, h. 43-46
[x] Makalah Topik lV, Zaman Pertengahan sampai Kemerdekaan India
0 komentar:
Posting Komentar