Rabu, 28 November 2012

Periodisasi Sejarah Agama Hindu (Veda Periodic)



1

A.    Veda Periodik
Zaman weda merupakan zaman sejak masuknya bangsa Arya di Punjab hingga timbulnya agama Budha pada kira-kira tahun 500 SM. Zaman ini dibagi lagi menurut pertumbuhan kitab-kitab yang menjadi sumber  hidup keagamaan pada zaman ini, menjadi:
a.       Zaman Weda Purba atau Weda Samhita, dimulai dari tahun 1500 SM hingga kira-kira tahun 1000 SM. Pada zaman ini bangsa Arya masih berada di Punjab yaitu daerah Sungai Indus atau Sindhu. Disini belum banyak terdapat penyesuaian diri dengan peradaban India purba.
Pada zaman ini kehidupan keagamaan orang Hindu didasarkan atas kitab-kitab yang disebut Weda Samhita, yang berarti pengumpulan Weda. Menurut Hindu kitab ini ciptaan Dewa Brahma. Isinya diwahyukan oleh Dewa Brahma pada Rsi atau pendeta, dalam bentuk mantra-mantra yang kemudian disusun sebagai puji-pujian oleh para Rsi. Sebagai wahyu tertinggi maka Weda disebut Sruti (yang didengar dari dewa tertinggi). Sesudah dibukukan mantra-mantra itu dibagi menjadi 4 bagian pengumpulan (samhita), yaitu:
-  Regweda, beriri mantra-mantra dalam bentuk pujian yang digunakan untuk mengundang para dewa agar berkenan hadir pada upacara.
-  Sama weda, hampir seluruh isinya diambil dari regweda, kecuali beberapa nyanyian.
- Yajurweda, berisi Yajus atau rapal, diucapkan oleh imam atau pendeta yang disebut Adwarya, yaitu saat ia melaksanakan kurban. Rapal-rapal itu untuk mengubah kurban menjadi makanan dewa
-  Atharwaweda, berisi mantra-mantra sakti.
Kepercayaan pada Weda Purba
- Para dewata
Kitab Regweda menyebutkan adanya 33 dewa, yang dibedakan atas dewa langit, dewa angkasa, dan dewa bumi.
-  Roh jahat
Ada dua roh jahat, yaitu roh jahat yang tinggi martabatnya(salah satunya yaitu roh yang nenguasai musim kemarau) dan roh jahat yang rendah martabatnya (salah satunya yaitu roh yang menampakkan diri sebagai binatang atau sebagai manusia).
Praktik keagamaan
Yang menjadi pusat keagamaan orang-orang pada zaman ini adalah kurban. Ada dua macam kurban:
-  Kurban tetap, kurban yang dilakukan tiap kali, pada waktu pagi dan sore, tiap bulan baru dan bulan purnama, tiap awal musim semi, musim hujan, dan musim dingin.
-  Kurban berkala, kurban yang dilakukan jika ada keperluan.
b.      Zaman Brahmana, dimulai pada tahun 1000 SM hingga 750 SM. Pada zaman ini para imam yaitu para Brahmana sangat berkuasa dan menimbulkan kitab-kitab yang berlainan sekali sifatnya dibandingkan dengan kitab-kitab Weda Samhita. Sekarang penyesuaian diri dengan peradaban India purba sudah lebih maju, sehingga timbul jiwa baru.
Zaman ini adalah suatu zaman yang memusatkan keaktifan rohaninya pada korban. Pada zaman Brahmana timbul perubahan suasana. Ciri-ciri zaman ini adalah:
-  Kurban mendapat tekanan yang berat.
Pada zaman weda purba kurban masih menjadi alat untuk mempengaruhi para dewa agar berkenan menolong manusia.pandangan itu pada zaman Brahmana berkembang hingga mencapai puncaknya. Secara mitologis kurban digambarkan sebagai suatu makhluk hidup yang memiliki anggota-anggota tubuh. Jika semua anggota-anggota itu disusun secara harmonis, dengan perantaraan mantra-mantra, maka terbentuklah rupa korban. Rupa korban ini dapat menjdaikan upacara korban berhasil.
-  Para imam menjadi golongan yang paling berkuasa.
Berhasilnya kurban tergantung dari rupa kurban, rupa kurban tergentung pada kecakapan imam untuk menyusunnya dengan mantranya.
-  Perkembangan kasta dan asrama
Pada zaman ini timbullah kasta-kasta yaitu kasta Brahmana (para imam), kasta Ksatria (yang memerintah), kasta Waisya (pekerja), Kasta sudra (rakyat jelata). Asrama merupakan suatu konsep sosial yang memberikan peraturan-peraturan bagi tindakan-tindakan yang sesuai dengan tingkatan hidup orang menurut kastanya. Hidup manusia dibagi menjadi 4 asrama, yaitu:
1.      Brahmacarya, tahap menjadi murid.
Pada umur 12 tahun anak harus belajar pada guru. Jika sudah diterima dengan suatu upacara maka disebut dwija. Selama menjadi murid ia harus belajar kitab weda samhita.
2.      Grhasta, tahap menjadi kepala keluarga. Dalam tahap ini harus berkeluarga dan mempunyai banyak anak, terlebih anak laki-laki. Karena anak laki-laki mempunyai tugas keagamaan.
3.      Wanaprasta, tahap menjadi penghuni hutan (pertapa)
Ia harus meningglakan anak cucu nya dan pergi ke hutan untuk mempelajari kitab-kitab Aranyaka, serta merenungkan kurban-kurban rohani. Akhirnya ia memasuki asrama terakhir yaitu
4.      Sannayasa, tahap hidup penyangkalan
Ia harus meninggalkan segala sesuatu, mengembara, hidup tanpa rumah, sebagai pengemis yang tidak memiliki apa-apa. Dalam tahap ini ia mempelajari kitab Upanisad. Dalam praktiknya sering tahap ke tiga dan empat digabung.
-  Dewa-dewa berubah perangainya
Pada zaman ini ada beberapa dewa yang sudah tak pernah disebut-sebut lagi.dan ada dewa-dewa yang hanya diturunkannya kedudukannya.
-  Timbulnya kitab-kitab sutra
Kitab sutra ialah kitab-kitab pedoman yang berisi petunjuk tenteng banyak hal dan yang ditulis dalam kalimat-kalimat yang pendek. Isinya membicarakan bahasa, tata bahasa, upacara-upacara, ilmu pengetahuan tentang soal dan arti kata, dan sebagainya. Semua itu diperlukan bagi teknik kurban yang memerlukan pengucapan mantra yang tepat.
c.       Zaman Upanisad, dimulai dari tahun 750 SM hingga 500 SM. Pada zaman ini pemikiran secara falsafah mulai berkembang. Pusat peradaban berpindah dari Punjab ke Sungai Gangga.
Ajaran upanisad dapat disebut monisme yang bersifat idealistis, artinya ajarannya mengajarkan bahwa segala sesuatu dapat dikembalikan pada satu asas. Adapun asas yang satu itu adalah Brahman dan Atman. Brahman adalah asas alam semesta sedangkan atman adalah asas jiwa. Hanya Brahman dan Atman inilah yang memiliki kenyataan
-  Brahman. Mula-mula Brahman adalah ilmu yang suci, suatu nyanyian atau mantra, sebagai pernyataan yang konkret dari hikmat rohani. Tapi kemudian Brahman adalah doa. Sekarang dalam Upanisad Brahman adalah sebab adanya dunia, landasan atau sebab bendani dunia, seperti emas adalah sebab bendani perhiasan dari emas.
-  Atman
Dalam weda samhita Atman berarti napas, jiwa, dan pribadi. Di dalam upanisad disebutkan bahwa pengliihatan, pendegaran, dan sebagainya stu per satu meninggalkan tubuh untuk mengetahui siapa dari fungsi-fungsi hidup itu yang terpenting. Akhirnya diketahui bahwa yang terpenting adalah napas, atman. Dengan ini dijelaskan bahwa  atman adalah hakikat manusia yang sesungguhnya. Atman adalah subyek yang tetap ada di tengah-tengah segala yang berubah.
-  Brahman adalah atman
Brahman sebagai asas kosmis, adalah sama dengan atman sebagai asas hidup manusia. Di dalam atman Brahman menjadi imanen. Yang tak terbetas menjadi terbetas
-  Karma
Segala sesuatu ditaklukan oleh karma baik dewa, manusia, maupun binatang dan tumbuhan. Hidup kita sekarang dipengaruhi oleh perbuatan kita pada zaman kehidupan yang mendahului hidup ini dan akan mempengaruhi hidup yang akan datang.
-  Samsara
Ajaran tentang karma mengakibatkan adanya ajaran tentang samsara, yaitu ajaran tentang perputaran kelahiran. Nasib manusia adalah dilahirkan lagi, hidup, mati, demikian seterusnya
-  Kelepasan
Sebab manusia dikuasai oleh samsara karena manusia itu terdiri dari keinginan-keinginan. Siapa yang ingin mendapatkan kelepasan ia harus dapat menghapuskan segala keinginannya.[i]


[i] Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, e book

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts