·
Istilah Mimamsa berasal dari kata dasar man berarti ’berfikir’,
‘memperhatikan’, ‘menimbang’, atau ‘menyelidiki’.[i]
·
Secara etimologi ingin berfikir . berarti pemikiran, pemeriksaan atau penyelidikan,
dari teks weda.
·
Purwa mimamsa secara khusus mengkaji bagian veda
·
Purvamimamsa juga disebut karma mimamsa, menafsirkan aksi terlarang
dalam weda
·
Pembina sistem Mimamsa adalah Jamini, kitabnya Mimamsa sutra
·
Ada dua aliran dalam Mimamsa, yakni Prabhakara dan Kumarila Bhata
·
Prabhakara mengajarkan lima cara untuk memperoleh pengetahuan dan
Kumarila Bhata mengajarkan enam
·
Mimamsa memandang bahwa cara kesaksian (Sabda) ialah yang paling
penting dan utama, yakni kesaksian dalam Weda
·
Tujuan Mimamsa adalah untuk mencapai kebahagiaan surgawi, hal itu
dapat dilakukan dengan pelaksanaan dharma, yakni upacara kurban
·
Mimamsa menerima semua perbuatan terlarang dalam pustaka Weda,
serta membagi menjadi dua bagian, yaitu: Mantra dan Brahmana
·
Pangkal pikiran Mimamsa tercentum dalam sajak pembukaan Mimamsa
sutra yang berbunyi; “kini adalah pemeriksaan kewajiban (dharma)”
·
Menurut Jamini, pengetahuan tentang dharma hanya dapat diperoleh
melalui penyaksian kata-kata (sabda)
·
Pustaka Mimamsasutra terdiri atas dua belas bab (adhayana).
Masing-masing dibagi menjadi empat bagian; sedangkan bab 3, 6, dan 10 berisikan
delapan bagian
·
Hanya bab pertama yang mengandung nilai filsafat. Bagian-bagian
selanjutnya manjelaskan tafsiran ritual dan upacara-upacara kebaktian
·
Menurut Mimamsa alam itu kekal, tidak dibuat oleh Tuhan, dan ada
dengan sendirinya
·
Substansi yaitu: bumi, air, api, hawa, akasa, akal, pribadi, ruang,
waktu, ditambah tamas dan suara
·
Substansi, kwalitas, dan sifat umum tidak dapat dipisahkan
·
weda diakui sebagai sumber pengetahuan yang maha sempurna, weda
bukan pula ciptaan Tuhan, weda ada dengan sendirinya.
0 komentar:
Posting Komentar