Rabu, 28 November 2012

Mimamsa



·         Istilah Mimamsa berasal dari kata dasar man berarti ’berfikir’, ‘memperhatikan’, ‘menimbang’, atau ‘menyelidiki’.[i]
·         Secara etimologi ingin berfikir . berarti  pemikiran, pemeriksaan atau penyelidikan, dari teks weda.
·         Purwa mimamsa secara khusus mengkaji bagian veda
·         Purvamimamsa juga disebut karma mimamsa, menafsirkan aksi terlarang dalam weda
·         Pembina sistem Mimamsa adalah Jamini, kitabnya Mimamsa sutra
·         Ada dua aliran dalam Mimamsa, yakni Prabhakara dan Kumarila Bhata
·         Prabhakara mengajarkan lima cara untuk memperoleh pengetahuan dan Kumarila Bhata mengajarkan enam
·         Mimamsa memandang bahwa cara kesaksian (Sabda) ialah yang paling penting dan utama, yakni kesaksian dalam Weda
·         Tujuan Mimamsa adalah untuk mencapai kebahagiaan surgawi, hal itu dapat dilakukan dengan pelaksanaan dharma, yakni upacara kurban
·         Mimamsa menerima semua perbuatan terlarang dalam pustaka Weda, serta membagi menjadi dua bagian, yaitu: Mantra dan Brahmana
·         Pangkal pikiran Mimamsa tercentum dalam sajak pembukaan Mimamsa sutra yang berbunyi; “kini adalah pemeriksaan kewajiban (dharma)”
·         Menurut Jamini, pengetahuan tentang dharma hanya dapat diperoleh melalui penyaksian kata-kata (sabda)
·         Pustaka Mimamsasutra terdiri atas dua belas bab (adhayana). Masing-masing dibagi menjadi empat bagian; sedangkan bab 3, 6, dan 10 berisikan delapan bagian
·         Hanya bab pertama yang mengandung nilai filsafat. Bagian-bagian selanjutnya manjelaskan tafsiran ritual dan upacara-upacara kebaktian
·         Menurut Mimamsa alam itu kekal, tidak dibuat oleh Tuhan, dan ada dengan sendirinya
·         Substansi yaitu: bumi, air, api, hawa, akasa, akal, pribadi, ruang, waktu, ditambah tamas dan suara
·         Substansi, kwalitas, dan sifat umum tidak dapat dipisahkan
·         weda diakui sebagai sumber pengetahuan yang maha sempurna, weda bukan pula ciptaan Tuhan, weda ada dengan sendirinya.


[i] Matius Ali, Filsafat India, Sanggar Luxor ,Karang Mulya: 2010, cet l, h. 89

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts