Wasistadwaita
berasal dari kata Wasista dan Dwaita. Wasista berarti ‘yzng diterangkan’ yaitu
oleh sifat-sifatnya. Jadi Brahman yang satu diberi keterangan oleh
sifat-sifatNya. Tokohnya bernama Ramanuja (1050-1137).
Ramanuja
menjelaskan pandangannya dengan cara orang memakai bahasa pada umumnya. Misal:
“Mawar adalah merah”. Mawar adalah substansi, merah adalah sifat. Keduanya
tidak sama, tapi menguraikannya seolah sama. Hubungan keduanya merupakan
hubungan substansi dengan sifat.
Dalam
Wasistadwaita ditekankan bahwa yang satu itu diterangkan atau ditentukan oleh
sifat-sifatnya,Brahman yang tunggal itu menjelma dalam jiwa dan dunia serta
menjiwai keduanya.
Tuhan
Menurut
Ramanuja Tuhan adalah asas yang amanen yaitu berada di dalam jiwa (purusa)dan
benda (prakerti). Tuhan, jiwa, dan benda mewujudkan suatau kesatuan yang
organis. Hubungan antara ketiganya yaitu apathak
siddhi atau tak dapat dipisahkan. Sekalipun demikian ia tidak dipengaruhi
oleh jiwa dan benda.
Jiwa
Jiwa
disebut dengan prakara Tuhan, artinya jiwa turut membantu Tuhan. Jiwa berbentuk
atom.jikalau Tuhan berakekatkan akal, maka jiwa berakekatkan perasaan. Jiwa
juga dapat menderita karena Karma
yang dibuat oleh manusia. Ada tiga golongan, yaitu:
1. Jiwa yang tidak pernah dibelenggu oleh
duniawi yang disebut Nitya.
2. Jiwa yang bebas dari belenggunya yang
disebut mukti
3. jiwa yang masih terbelenggu oleh benda,
sehingga masih mengalami kelahiran kembali.
Prakerti
Ramanuja
mengajarkan bahwa:
1. Benda tidak bergantung dari roh atau
jiwa dalam perkembangan
2. Sattwa, rajas, tamas mewujudkan
sifat-sifat benda
Hubungan
jiwa dengan Tuhan, jiwa dengan badan dipengaruhi sifat masing-masing. Ramanuja
menguraikan sepuluh sifat, yakni:
a. Lima kwalitas indriani; sparsendria, granendria, jihwendria,
srotendria, caksu indria.
b. Triguna; sattwa, rajas, tamas.
c. Budhi dan ahamkara.
Kesepuluh unsur
memberikan potensi atau daya yang menyebabkan gerak (sakti).
Menurut
Ramanuja ada tiga alat ilmu pengetahuan; pengamatan, penyimpulan, sabda (pratyaksa,
anumana, sabda pramana).
Pengetahuan
adala semuanya benar. Ada tingkatan-tingkatan kebenaran: kurang benar, cukup
benar, benar sekali.
Tujuan
hidup menurut Ramanuja adalah untuk mencapai alam Narayana, menikmati kebebasan
dan kebahagiaan yang sempurna. Ada dua jalan untuk mencapainya:
a.
Dengan
prapati atau penyerahan secara mutlak dan dengan bhakti atau sembahyang.
Praparti adalah orang yang harus berkiblat pada Tuhan. Penyerahan diri harus
dengan sikap menaruh kepercayaan yang sempurna.
b.
Dengan
jalan Bhakti yaitu disamping berusaha mendekatkan diri terhadap Tuhan denagn
memasrahkan jiwa raga demi Tuhan, juga berusaha mengharmonisasikan diri
(mendekatkan diri) terhadap segala ciptaan Tuhan dengan jalan; berkarma,
berpikir, dan melatihb diri dari segala godaan. Selanjutnya dikatakan tujuan
yang terakhir akan tercapai jika tubuh luluh dengan asalnya. Di situ lah jiwa
akan melihat Tuhan secara langsung dan akan nampak sebagai hakekat yang
tertinggi dari kekuatan dirinya sendiri.[i]
0 komentar:
Posting Komentar