Rabu, 28 November 2012

Aliran Wasistadwaita dan pemikiran tokohnya


     
     Wasistadwaita berasal dari kata Wasista dan Dwaita. Wasista berarti ‘yzng diterangkan’ yaitu oleh sifat-sifatnya. Jadi Brahman yang satu diberi keterangan oleh sifat-sifatNya. Tokohnya bernama Ramanuja (1050-1137).
Ramanuja menjelaskan pandangannya dengan cara orang memakai bahasa pada umumnya. Misal: “Mawar adalah merah”. Mawar adalah substansi, merah adalah sifat. Keduanya tidak sama, tapi menguraikannya seolah sama. Hubungan keduanya merupakan hubungan substansi dengan sifat.
Dalam Wasistadwaita ditekankan bahwa yang satu itu diterangkan atau ditentukan oleh sifat-sifatnya,Brahman yang tunggal itu menjelma dalam jiwa dan dunia serta menjiwai keduanya.
Tuhan
Menurut Ramanuja Tuhan adalah asas yang amanen yaitu berada di dalam jiwa (purusa)dan benda (prakerti). Tuhan, jiwa, dan benda mewujudkan suatau kesatuan yang organis. Hubungan antara ketiganya yaitu apathak siddhi atau tak dapat dipisahkan. Sekalipun demikian ia tidak dipengaruhi oleh jiwa dan benda.
Jiwa
Jiwa disebut dengan prakara Tuhan, artinya jiwa turut membantu Tuhan. Jiwa berbentuk atom.jikalau Tuhan berakekatkan akal, maka jiwa berakekatkan perasaan. Jiwa juga dapat menderita karena Karma yang dibuat oleh manusia. Ada tiga golongan, yaitu:
1.      Jiwa yang tidak pernah dibelenggu oleh duniawi yang disebut Nitya.
2.      Jiwa yang bebas dari belenggunya yang disebut mukti
3.      jiwa yang masih terbelenggu oleh benda, sehingga masih mengalami kelahiran kembali.
Prakerti
Ramanuja mengajarkan bahwa:
1.      Benda tidak bergantung dari roh atau jiwa dalam perkembangan
2.      Sattwa, rajas, tamas mewujudkan sifat-sifat benda
Hubungan jiwa dengan Tuhan, jiwa dengan badan dipengaruhi sifat masing-masing. Ramanuja menguraikan sepuluh sifat, yakni:
a.       Lima kwalitas indriani;  sparsendria, granendria, jihwendria, srotendria, caksu indria.
b.      Triguna; sattwa, rajas, tamas.
c.       Budhi dan ahamkara.
Kesepuluh unsur memberikan potensi atau daya yang menyebabkan gerak (sakti).
Menurut Ramanuja ada tiga alat ilmu pengetahuan; pengamatan, penyimpulan, sabda (pratyaksa, anumana, sabda pramana).
Pengetahuan adala semuanya benar. Ada tingkatan-tingkatan kebenaran: kurang benar, cukup benar, benar sekali.
Tujuan hidup menurut Ramanuja adalah untuk mencapai alam Narayana, menikmati kebebasan dan kebahagiaan yang sempurna. Ada dua jalan untuk mencapainya:
a.       Dengan prapati atau penyerahan secara mutlak dan dengan bhakti atau sembahyang. Praparti adalah orang yang harus berkiblat pada Tuhan. Penyerahan diri harus dengan sikap menaruh kepercayaan yang sempurna.
b.      Dengan jalan Bhakti yaitu disamping berusaha mendekatkan diri terhadap Tuhan denagn memasrahkan jiwa raga demi Tuhan, juga berusaha mengharmonisasikan diri (mendekatkan diri) terhadap segala ciptaan Tuhan dengan jalan; berkarma, berpikir, dan melatihb diri dari segala godaan. Selanjutnya dikatakan tujuan yang terakhir akan tercapai jika tubuh luluh dengan asalnya. Di situ lah jiwa akan melihat Tuhan secara langsung dan akan nampak sebagai hakekat yang tertinggi dari kekuatan dirinya sendiri.[i]


[i] I Geda Rudia Adiputra, dkk, Tattwa Darsana, Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi, 1990, h.76-85

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts